Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas

Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas

Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas

Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas

 

Ketika Sobat Uvers melakukan kegiatan Investasi pasti banyak sekali instrumen yang bisa dipilih dalam melakukan Investasi. Salah satu instrumen dalam Investasi yakni Trading forex. Ketika sobat Uvers berbicara tentang trading forex, instrumen ini memiliki cukup berisiko dalam melakukan Investasi, namun dibalik risiko ada juga keuntungan yang besar. Perlu sobat ketahui bahwa dalam setiap Investasi pastinya ada yang namanya untung dan adanya rugi, yang dimana sobat Uvers juga tidak mungkin lepas dari yang namanya Risiko. Agar sobat Uvers dapat mengelola pasar dalam Investasi khususnya dalam Trading Forex. Sobat Uvers dapat pahami artikel kami yang berjudul Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Tips Trading Forex dengan 5 Indikator Volatilitas. Sebelum sobat Uvers membaca jangan lupa untuk mengajak teman Sobat Uvers untuk ikut bergabung bersama Uvers dan menjadikan diri sebagai trader di platform kami untuk mendapatkan income pada setiap levelnya

 

Sobat Uvers dapat mengartikan Volatilitas sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, volatilitas yang tinggi memberikan peluang lebih besar bagi sobat Uvers untuk menghasilkan profit dalam waktu singkat. Di sisi lain, pasar yang lebih Volatilitas juga menimbulkan lebih banyak risiko bagi sobat Uvers. Dengan 5 indikator Volatilitas yang akan kami bahas, sobat Uvers dapat memantaunya dengan baik untuk meningkatkan peluang sukses. Bagaimana cara trader mengantisipasi Volatilitas yang seperti itu? Salah satu caranya dengan memantau indikator volatilitas. 

Sobat Uvers dapat menggunakan lima (5) indikator Volatilitas yang dapat dipergunakan dengan mudah. Kelima indikator Volatilitas sudah tersedia pada platform trading forex, khususnya bila Anda menggunakan Metatrader4 (MT4) atau Metatrader5 (MT5).

 Berikut 5 Indikator Volatilitas :

1. Bollinger Bands

Tampilan Bollinger Bands terdapat dalam bentuk tiga pita yang mewakili satu garis Moving Average dan dua garis lain dengan standar deviasi tertentu dari MA. Volatilitas pasar meningkat ketika jarak antara dua pita terluar melebar. Apabila volatilitas berkurang maka jarak antar pita menyempit.

2. Average True Range (ATR)

Tampilan Indikator Average True Range dalam  bentuk sub-window di bawah layar grafik harga utama. Garis Average True Range akan semakin tinggi maka  grafik harga suatu pasangan mata uang, akan semakin tinggi pula, ekspektasi volatilitas untuk pair tersebut. Apabila, Average True Range termasuk lagging indicator karena dihitung berdasarkan harga historis. Sifat lagging ini mengurangi akurasi Average True Range. Volatilitas pasar meningkat cukup tinggi akan menunjukkan kenaikan Average True Range sehingga mengakibatkan sobat Uvers  akan "ketinggalan kereta". Walau demikian, Average True Range merupakan indikator volatilitas yang cukup layak dipergunakan untuk trading pada jangka menengah-panjang.

3. Keltner Channel

Indikator volatilitas Keltner Channel memiliki tampilan mirip dengan Bollinger Bands. Yang membedakannya yakni  rumus pembuatan dan cara membaca Keltner Channel akan berbeda dengan Bollinger Bands.

Keltner Channel terdiri dari dua pita yang digambar berdasarkan Average True Range dari Exponential Moving Average (EMA) 20 hari pada grafik harga pair forex terkait. Apabila Keltner Channel tertembus ketika grafik harga menembus ke atas atau ke bawah kedua pita maka Volatilitas akan tinggi. Apabila harga tembus ke atas, maka kecenderungan tren selanjutnya akan bullish. Sedangkan jika harga tembus ke bawah, maka kecenderungan tren selanjutnya akan bearish.

4. Parabolic Stop and Reverse (Parabolic SAR)

Walaupun parabolic SAR sangat populer di kalangan sobat Uvers Indonesia, akan tetapi sobat Uvers jarang yang mengetahui fungsi ekstra-nya sebagai indikator volatilitas. Momentum bullish dapat diidentifikasi dengan perpindahan titik Parabolic dari bawah ke atas grafik harga. Sedangkan momentum bearsih dapat diidentifikasi dengan perpindahan titik Parabolic dari bawah ke atas grafik harga.

Sobat Uvers dapat memanfaatkan perpindahan titik sebagai sinyal beli / jual. Akan tetapi, perpindahan titik itu sebenarnya juga menandakan kondisi pasar lebih volatile dari sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa ada yang menyarankan agar sobat Uvers menunggu beberapa titik dulu sebelumsobat melakukan open posisi. Apabila sobat Uvers membuka posisi dalam kondisi volatile maka akan berisiko lebih tinggi.

5. Indikator Momentum (Rate of Change/ROC)

Indikator Momentum atau Rate of Change/ROC pada platform Metatrader yang biasa digunakan sobat Uvers dalam melakukan trading Forex juga dikenal sebagai indikator Rate-of-Change (ROC). Indikator Rate of Change/ROC akan berfungsi untuk menganalisis kecepatan pergerakan harga, sehingga sobat Uvers dapat menjadikan sebagai indikator volatilitas. Apabila semakin positif angkanya, maka dapat diidentifikasikan sebagai sinyal beli (buy) semakin kuat. Apabil semakin negatif angkanya, maka dapat diidentifikasikan sebagai sinyal jual (sell) semakin kuat. Sobat Uvers harus paham bahwa perubahan dari positif ke negatif atau negatif ke positif juga dapat mengisyaratkan adanya peningkatan momentum dan volatilitas pasar.

Volatilitas pasar Forex bisa menjadi teman ataupun musuh bagi sobat Uvers. Kuncinya terpenting agar sobat Uvers dapat menjadikan Volatilitas sebagai kawan  adalah bagaimana sobat Uvers memahami volatilitas tersebut dan memanfaatkannya untuk meraih profit dengan risiko serendah-rendahnya. Jika sudah menguasai skill yang dibutuhkan, meraup profit saat volatilitas tinggi pun bukan hal yang mustahil. Dalam hal ini, kelima indikator volatilitas ini dapat membantu Anda untuk memahami pasar lebih dalam, tetapi kesuksesan trading tetap berada di tangan Anda. Salam profit!