Mengenal Tingkat Inflansi dan Indikator CPI

Mengenal Tingkat Inflansi dan Indikator CPI

Mengenal Tingkat Inflansi dan Indikator CPI

Mengenal Tingkat Inflansi dan Indikator CPI

Banyak sobat Uvers di luar sana yang sudah terjun langsung ke dalam dunia trading Forex. Baik itu sobat Uvers bermain trading dengan cara bar-bar maupun menggunakan teknik-teknik tertentu dalam menjalankan trading Forex. Sebelumnya apakah sobat Uvers sudah mengetahui Indikator Consumer Price Index (CPI) dan apakah sobay Uvers dapat mudah mengenal tingkat inflasi? Apabila sobat Uvers belum mengenal kedua haltersebut bisa baca artikel kami. Sebelum itu sobat Uvers dapat mengajaka teman sobat Uvers untuk bergabung ke dalam platform kami dan dapat membaca artikel kami, serta jadikan diri sobat menjadi pembaca artikel kami yang aktif dan nikmati manfaat dari artikel kami.

Apa sih Consumer Price Index (CPI)

Consumer Price Index (CPI) merupakan indikator ekonomi yang digunakan berbagai negara untuk mengatur tingkat inflasi dan digunakan untuk satu acuan untuk menentukan kebijakan yang paling efektif. Dalam keilumuawan CPI adalah harga rata-rata di tingkat konsumen pada sejumlah jenis barang dan jasa tertentu. Dalam suatu negara khususnya negara Amerika Serikat CPI di bagi menjadi dua jenis populasi besar yakni keluarga atau individu perkotaan yang dinamakan CPI-U (CPI-Urban) dan pekerja kantoran yang biasa disebut (CPI-W)

 

Siapa Yang Mengamati CPI?

Data CPI seringkali diamati oleh para pejabat pengambil keputusan dan pelaku pasar finansial karena dianggap sebagai pengukur tingkat inflasi paling penting. Negara-negara industri maju maupun negara berkembang seperti Indonesia selalu memantau tingkat inflasi dari waktu ke waktu. Informasi mengenai tingkat inflasi pada suatu periode tertentu diperoleh dari perubahan harga di tingkat konsumen maupun tingkat produsen. Di tingkat konsumen dinamakan CPI, sedangkan di tingkat produsen disebut PPI (producer Price Index).

 

 

Cara Menentukan Acuan Angka

Untuk mendapatkan angka sebagai acuan sebagai pembanding, Bureau of Labor Statistics (BLS) AS menggunakan referensi dasar pada rata-rata perubahan level harga selama 36 bulan, dari tahun 1982 hingga 1984. Angka referensi dari tahun 1982 hingga tahun 1984 adalah 100. Formula yang digunakan BLS dalam pengukurannya dibuat berdasarkan bilangan referensi dasar diatas.

Ilustrasi : 

Apabila CPI sama dengan 110, maka dari itu ada kenaikan tingka harga sebesar 10% dan apabila CPI 90% maka artinya turun 10%.

Kesimpulan :

Pengukuran tidak dibuat berdasarkan data yang detail dan menyeluruh, tetapi diasumsikan cukup bisa mewakili perubahan tingkat harga pada kedua populasi besar.

Kategori CPI Berdasarkan Dua Populasi Besar

CPI dapat diukur berdasarkan kategori barang dan jasa yang dikonsumsi oleh dua populasi

  • Makanan dan Minuman
  • Sarana Perumahan
  • Pakaian dan Perhiasan
  • Sarana Transportasi
  • Sarana Kesehatan
  • Hiburan dan Rekreasi
  • Sarana Pendidikan dan Komunikasi
  • Barang dan Jasa Lainnya.

 

Dua Jenis Data CPI

Dalam laporan CPI pada umumnya terdapat dua jenis data yakni CPI Inti (Core CPI) dan CPI Total (Headline CPI). Core CPI tidak memperhitungkan kategori barang makanan dan minuman, bahan bakar kompor gas dan bahan bakar mobil yang fluktuasi-nya cukup besar.

Rilis data CPI dinyatakan dalam persentasi perubahan dari data sebelumnya per bulan, dan total persentasi dalam setahun (12 bulan) dibandingkan dengan data tahun lalu atau year-over-year. Berikut contoh data CPI Amerika Serikat (year-over-year) sejak kuartal kedua tahun 2014 hingga kuartal kedua tahun 2018

 

Pemerintah dan bank sentral selalu memonitor perubahan CPI dari waktu ke waktu sebagai patokan utama untuk mengetahui tingkat inflasi. Dalam menentukan tingkat suku bunga, bank sentral selalu melihat pada perubahan indikator CPI dan PPI, di samping beberapa indikator fundamental lainnya. 

 

Sebagai trader forex, sobat Uvers mesti mengikuti data indikator CPI yang dirilis setiap bulan. Hal tersebut perlu mengikuti karena dampaknya cukup tinggi terhadap nilai mata uang, dimana tidak jarang bank sentral menentukan arah kebijakan yang berdampak tinggi pada pasar finansial karena performa CPI negaranya. Seperti Bank of Japan selama ini masih kesulitan keluar dari masalah CPI rendah, sehingga arah kebijakannya senantiasa longgar. Ada pula negara-negara berkembang seperti Indonesia yang CPI-nya relatif tinggi, bank sentral lebih cenderung untuk memotong suku bunga (kebijakan moneter ketat) dari pada sebaliknya.

Melihat besarnya pengaruh data CPI pada kebijakan bank sentral dan perekonomian, tak heran jika laporan CPI dari negara-negara asal mata uang mayor termasuk dalam daftar berita forex yang sering ditunggu. Akan tetapi biasanya melakukan trading saat rilis berita berdampak lebih berisiko karena volatilitas yang meningkat. Oleh karenanya, sobat Uvers perlu memastikan melakukan transaksi di lingkungan yang mendukung news trading.

Demikian penjelasan ariktel terkait CPI dan Inflasi yang dapat sobat Uvers pahami dan tekankan kepada diri sobat Uvers agar dalam melakukan trading senantiasa selalu memperhatikan CPI agar terhindar dari risiko. Selain itu apabila sobat Uvers tertarik terkait artikel Forex sobat Uvers dapat mencari pada platform kami.